Kepribadian masokistik adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan orang yang cenderung merasa nyaman atau bahkan “menikmati” penderitaan, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis. Mereka mungkin merasa puas dengan peran sebagai “korban” atau cenderung mencari situasi di mana mereka mengalami kesulitan atau penderitaan. Namun, istilah ini bukanlah diagnosis resmi dalam dunia psikologi modern, melainkan deskripsi yang sering dikaitkan dengan pola perilaku tertentu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu kepribadian masokistik, bagaimana hal ini bisa memengaruhi kehidupan seseorang, dan langkah-langkah apa yang bisa diambil untuk membantu seseorang dengan kecenderungan ini.
Apa Itu Kepribadian Masokistik?
Kepribadian masokistik melibatkan pola perilaku yang mengarah pada tindakan atau pilihan yang menyebabkan kesulitan bagi diri sendiri. Dalam konteks psikologi, perilaku ini biasanya bukan tentang menikmati rasa sakit secara fisik (seperti dalam masokisme seksual), tetapi lebih kepada kebiasaan menempatkan diri dalam situasi yang berakhir dengan perasaan sakit hati, kecewa, atau stres. Orang dengan kepribadian masokistik mungkin:
- Menghindari kebahagiaan atau kesuksesan karena merasa tidak pantas.
- Menempatkan diri dalam situasi yang sulit atau merugikan.
- Merasa bersalah saat mengalami kebahagiaan atau kesenangan.
- Sulit menerima atau mengakui prestasi pribadi.
- Mengalami kesulitan untuk menolak atau mempertahankan batasan diri.
Ciri-Ciri Utama Kepribadian Masokistik
Orang dengan kepribadian masokistik mungkin menunjukkan beberapa ciri berikut:
- Cenderung Merasa Bersalah atau Tidak Layak Bahagia
Mereka sering merasa tidak layak untuk bahagia atau sukses, sehingga ketika mendapatkan hal tersebut, mereka merasa bersalah atau bahkan takut kehilangan. - Mengambil Peran Korban
Mereka sering kali cenderung mengambil peran sebagai “korban” dalam berbagai situasi dan merasa nyaman di posisi tersebut, meskipun itu berarti mengorbankan kebahagiaan mereka sendiri. - Mencari Situasi yang Memicu Stres atau Ketegangan
Orang dengan kepribadian ini mungkin secara tidak sadar menciptakan situasi yang mengakibatkan konflik atau ketegangan, baik dalam hubungan pribadi maupun lingkungan kerja. - Menolak Bantuan atau Dukungan
Mereka cenderung menolak bantuan dari orang lain, terutama karena merasa tidak layak dibantu atau karena mereka merasa lebih nyaman dengan perasaan menderita. - Mudah Merasa Terbebani oleh Hal-Hal Kecil
Seringkali mereka merasa stres atau terbebani oleh hal-hal yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain, dan mereka sulit mengekspresikan perasaan tersebut secara sehat.
Dampak Kepribadian Masokistik terhadap Kesehatan Mental
Orang dengan kepribadian masokistik sering kali mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau stres berlebih. Karena mereka cenderung mencari atau berada dalam situasi sulit, mereka mungkin merasa lelah, kewalahan, dan merasa rendah diri. Kondisi ini dapat memperburuk kesehatan mental mereka secara keseluruhan, membuat mereka terjebak dalam lingkaran perilaku yang merugikan.
Bagaimana Terapi Dapat Membantu
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda kepribadian masokistik, terapi dapat menjadi pilihan yang efektif. Beberapa pendekatan yang bermanfaat meliputi:
- Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir negatif serta menggantinya dengan cara berpikir yang lebih konstruktif.
- Terapi Psikodinamis: Mendorong individu untuk menggali akar dari pola perilaku masokistik, terutama yang berasal dari pengalaman masa lalu atau dinamika hubungan yang tidak sehat.
- Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT): Membantu individu menerima perasaan negatif tanpa merasa harus terjebak di dalamnya, serta mengembangkan komitmen untuk mengubah hidup ke arah yang lebih sehat.
- Pelatihan Asertivitas: Orang dengan kecenderungan masokistik dapat belajar untuk menetapkan batasan, mengatakan “tidak,” dan menyadari bahwa mereka berhak untuk bahagia dan sukses.
Kesimpulan
Kepribadian masokistik bukanlah diagnosis mental formal, tetapi sebuah pola perilaku yang bisa menimbulkan dampak negatif pada kehidupan seseorang. Dengan bantuan konseling dan terapi, individu dengan kecenderungan masokistik dapat belajar untuk menghadapi pola tersebut, membangun rasa harga diri, dan menciptakan hubungan serta pengalaman yang lebih positif. Dukungan dari keluarga dan teman-teman yang mengerti kondisi ini juga sangat penting dalam perjalanan penyembuhan mereka.